Jumat, 30 November 2012

MATERI PAI KELAS VIII SMP


MAKALAH
MATERI PAI MA (KELAS X SEMESTER 2)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Materi PAI MTs/MA


                       










Dosen Pengampu :
Dra. Hj. Chumaidah Syc, M.Pd.I

Disusun Oleh :
1.    Khoirotus Sholihah
2.    Kurniawati
3.    Lailatul Mufidah






SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
AL URWATUL WUTSQO - JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2012/2013

A.    AL-ASMA’UL HUSNA
Kata Asma’ul Husna berasal dari dua kata, yaitu: Al-Asma artinya beberapa nama dan Al-Husna artinya yang terbaik. Dengan demikian, Al-Asma’ul Husna dapat diartikan sebagai nama-nama atau sifat-sifat Allah yang terbaik dan yang sangat sempurna. Nama-nama yang agung dapat dipakai pedoman hidup bagi setiap orang yang beriman kepada Allah SWT. Dengan mengenal Allah SWT, yakni mengenal nama-nama atau sifat-sifatNya, yang itu, manusia dapat berbudi luhur, karna keindahan sifat-sifat Nya akan melahirkan sifatoptimis dalam hidupnya, sekaligus dapat mendorong manusia untuk berupaya meneladani sifat-sifat tersebut, sesuai dengan kedudukan dan kemampuannya sebagai hamba Allah dan Khalifah Fil ‘Ardhi.
Seluruh nama Allah menunjukkan pujian, nama-nama tersebut diambil dari sifat-sifat Allah yang mulia, manusia diwajibkan memohon atau berdo’a kepada Allah dengan Al-Asma’ul Husna, hal demikian sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:

¬!ur âä!$oÿôœF{$# 4Óo_ó¡çtø:$# çnqãã÷Š$$sù $pkÍ5 ( (#râsŒur tûïÏ%©!$# šcrßÅsù=ムþÎû ¾ÏmÍ´¯»yJór& 4 tb÷rtôfãy $tB (#qçR%x. tbqè=yJ÷ètƒ ÇÊÑÉÈ  
Artinya:
“ Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya, nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’rof: 180).

a.      Pengertian 10 Sifat Allah Dalam Asma’ul Husna
Berikut ini akan diuraikan sepuluh pengertian Asma’ul Husna yaitu: Al-Muqsith, Al-Waarits, An-Naafi’, Al-Baasith, Al-Hafiidz, Al-Walii, Al-Waduud, Ar-Raafi’, Al-Mu’iz dan Al-Afuww.
1.    Pengertian Al-Muqsithu
Al Muqsithu artinya yang maha adil. Dialah Tuhan yang maha adil dan memerintahkan kepada manusia agar berbuat adil disegala bidang, keadilanlah yang sangat diharapkan bagi semua manusia. Allah SWT berfirman dalam surat Al A’rof:9 :
ö@è% zsDr& În1u ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( ÇËÒÈ
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". (QS. Al A’raf: 29)

2.    Pengertian Al Waaritsu
Al Waaritsu artinya yang maha mewarisi. Dialah Tuhan yang kekal dan abadi yang akan mewarisi bumi dan isinya termasuk orang-orang yang ada diantaranya setelah kehancuranya. Allah SWT berfirman:
$¯RÎ) ß`øtwU ß^̍tR uÚöF{$# ô`tBur $pköŽn=tæ $oYøs9Î)ur tbqãèy_öãƒ ÇÍÉÈ  
Artinya: “ Sesungguhnya Kami mewarisi bumi[904] dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada kamilah mereka dikembalikan.” (QS. Maryam : 40).

3.    Pengertian An-Naafi’
An Naafi’ artinya yang maha memberi manfa’at. Dialah Tuhan yang memberikan manfa’at dan kebaikan kepada hamba-hamba Nya, tidak ada sesuatupun yang dapat memberikan manfa’at dan kebaikan selain dari pada Nya. Allah SWT berfirman:
¨bÎ)ur ö/ä3s9 Îû ÄN»yè÷RF{$# ZouŽö9Ïès9 ( /ä3É)ó¡S $£JÏiB Îû $pkÍXqäÜç/ ö/ä3s9ur $pkŽÏù ßìÏÿ»uZtB ×ouŽÏVx. $pk÷]ÏBur tbqè=ä.ù's? ÇËÊÈ  
Artinya: “ Dan Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan,” (QS. Al Mu’minun: 21)

4.    Pengertian Al Baashitu
Al Baashitu artinya yang maha melapangkan. Dialah Allah SWT yang maha membentangkan dan meluaskan rizqi dan segala sesuatunya kepada makhluk-makhluk Nya dengan memberikan kelimpaha, kesenangan, dan kemudahan apapun bentuknya pada semua makhluk yang dikehendaki. Allah SWT berfirman:
öNs9urr& (#÷rttƒ ¨br& ©!$# äÝÝ¡ö6tƒ s-øÎh9$# `yJÏ9 âä!$t±o âÏø)tƒur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sムÇÌÐÈ    
Artinya: “ Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.” (QS. Ar-Ruum : 37)

5.    Pengertian Al Hafidzu
Al Hafidzu artinya yang maha memelihara. Dialah Tuhan yang maha pemelihara segala sesuatu. Dia yang mengingatkan semua yang telah dan sedang berlangsung dan menjaga semua yang akan terjadi, Dia yang mengetahui dan mengingat semua yang dikerjakan oleh makhluk Nya. Allah SWT berfirman:
…………..4 ¨bÎ) În1u 4n?tã Èe@ä. >äóÓx« ÔáÏÿym ÇÎÐÈ
Artinya: “ Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha pemelihara segala sesuatu.”
(QS. Hud : 57)

6.    Pengertian Al Walii
Al Walii artinya yang maha Pelindung. Dialah Dzat yang maha melindungi, memberikan pelindung bagi semua makhluk ciptaan-Nya, maka tidak ada kekuatan manapun yang dapat mengalahkan-Nya. Firman Allah SWT:
ÏQr& (#räsƒªB$# `ÏB ÿ¾ÏmÏRrߊ uä!$uÏ9÷rr& ( ª!$$sù uqèd Í<uqø9$# uqèdur ÄÓôvä 4tAöqyJø9$# uqèdur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇÒÈ  
Artinya: “ Atau Patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang- orang yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. As-Syuro: 9)

7.    Pengertian Al Waduud
Al Waduud artinya yang maha pengasih. Dialah Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang kepada hamba Nya. Firman Allah SWT:
(#rãÏÿøótGó$#ur öNà6­/u §NèO (#þqç/qè? Ïmøs9Î) 4 ¨bÎ) În1u ÒOŠÏmu ׊rߊur ÇÒÉÈ  
Artinya: “Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.” (QS. Huud: 90)

8.    Pengertian Ar Rafi’
Ar Rafi’ artinya yang maha meninggikan derajat. Dialah Allah SWT yang maha tinggi mengangkat makhluk Nya kepada kemuliaan dan kebenaran. Firman Allah SWT:
y7ù=Ï?ur !$uZçF¤fãm !$yg»oYøŠs?#uä zOŠÏdºtö/Î) 4n?tã ¾ÏmÏBöqs% 4 ßìsùötR ;M»y_uyŠ `¨B âä!$t±®S 3 ¨bÎ) š­/u íOÅ3ym ÒOŠÎ=tæ ÇÑÌÈ  
Artinya: “ Dan Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.” (QS. Al An’am: 83)

9.  Pengertian Al Mu’izz
Al Mu’izz artinya Allah SWT maha memuliakan. Dialah yang maha memuliakan kepada makhluk Nya segala kemuliaan. Allah SWT berfirman;
È@è% ¢Oßg¯=9$# y7Î=»tB Å7ù=ßJø9$# ÎA÷sè? šù=ßJø9$# `tB âä!$t±n@ äíÍ\s?ur šù=ßJø9$# `£JÏB âä!$t±n@ Ïèè?ur `tB âä!$t±n@ AÉè?ur `tB âä!$t±n@ ( x8ÏuŠÎ/ çŽöyø9$# ( y7¨RÎ) 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇËÏÈ  
Artinya: “ Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imron: 26)

10.  Pengertian Al Afuwwu
Al Afuwwu artinya yang maha pemaaf. Dialah Tuhan yang maha pemaaf lagi maha pengampun. Allah SWT berfirman:
y7Í´¯»s9'ré'sù Ó|¤tã ª!$# br& uqàÿ÷ètƒ öNåk÷]tã 4 šc%x.ur ª!$# #qàÿtã #Yqàÿxî ÇÒÒÈ  
Artinya: “ Mereka itu, Mudah-mudahan Allah memaafkannya. dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS. An Nisa’: 99)

b.      Menunjukkan Bukti Kebesaran Allah
Bukti-bukti kebenara tanda-tanda kebesaran Allah melalui Sifat Allah SWT dalam 10 Asmaul Husna, antara lain:
1.    Al Muqsith (Allah yang maha mengadili)
2.    Al Waarits (Allah yang maha mewarisi)
3.    An Naafi’ (Allah yang maha member manfaat)
4.    Al Baasith (Allah yang maha melapangkan rizqi)
5.    Al Haafidz (Allah yang maha menjaga)
6.    Al Walii (Allah yang maha melindungi)
7.    Al Waduud (Allah yang maha Pengasih)
8.    Ar Raafi’ (Allah yang maha meninggikan)
9.    Al Mu’iz (Allah yang maha memuliakan)
10.     Al Afuwwu (Allah yang maha pemaaf)
c.    Mengamalkan 10 Asma’ul Husna
     Manusia yang sempurna ibadahnya kepada Alloh adalah orang-orang yang yang beribadah kepadanya dengan semua nama-nama dan sifat-sifatNya, sehingga asma’ul husna akan menjadi inspirasi dan penggiat bagi semua hamba untuk beribadah secara ihsan dan ikhlas kehadirat Nya. Sebagai panduan bagi kita untuk mengamalkan asma’ul husna dalam kehidupan sehari-hari, pada bagian berikut akan dibahas perilaku orang yang mengamalkan asma’ul husna.
1.    Al Muqsith (Allah yang maha mengadili)
               Seorang yang mengamalkan sifat al-muqsith, maka dalam setiap langkah kehidupannya akan senantiasa mengingat keadilan Alloh, berusaha memahami segala aturan yang ditetapkan Alloh, senantiasa istiqomah untuk menerapkan hokum-hukum Alloh dalam seluruh aspek kehidupan, senantiasa member hak adami (rahmah) kepada sesame ataupun mahluk lain tanpa pilih kasih terhadap siapapun.
2.    Al Waarits (Allah yang maha mewarisi)
               Seseorang yang mengamalkan sifat al-waarits, maka dalam setiap langkah kehidupannya akan senantiasa mengingat kebesaran Alloh, memberikan yang terbaik (ihsan) kepada yang berhak menerimanya.
3.    An Naafi’ (Allah yang maha member manfaat)
               Seseorang yang mengamalkan sifat an-naafi, maka ia akan senantiasa mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Alloh, taaruf (mengenal) segala bentuk manfaat yang diperlukan sesamanya, taawun (menolong) dengan segala tindakan yang manfaat bagi sesame dan menjauhkan segala bentuk mafsadat yang dapat menyengsarakan kehidupan sesamanya.
4.    Al Baasith (Allah yang maha melapangkan rizqi)
               Seseorang yang mengamalkan sifat al-baasith akan senantiasa mengingat pemberian Alloh kepada hambaNya, memberikan pencerahan hati dan pikiran bagi sesamanya, memberikan kesempatan bagi sesame manusia untuk meniti jalan kesuksesan, menolong dan membantu meringankan segala rintangan dan hambatan sesame manusia.
5.    Al Haafidz (Allah yang maha menjaga)
               Seseorang yang mengamalkan sifat al-hafidz, akan senantiasa mengingat pertolongan Alloh terhadap hambaNya, selalu membimbing sesame manusia agar selalu berada dijalan ketaatan yang diperintahkan dan ber amar ma’ruf nahi munkar.
6.    Al Walii (Allah yang maha melindungi)
               Seseorang yang mengamalkan sifat al-walii, akan senantiasa mengingat kuasaan Alloh, berusaha memberikan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan hidup sesama manusia.
7.    Al Waduud (Allah yang maha Pengasih)
               Seseorang yang mengamalkan sifat ini akan selalu mengingat kasih sayang Alloh, memberikan perhatian dan kasih sayang kepada semua manusia dan tidak membeda-bedakan satu sama lainnya.
8.    Ar Raafi’ (Allah yang maha meninggikan)
               Seseorang yang mengamalkan sifat ini akan senantiasa mengingat kekuasaan Alloh, menghargai setiap usaha yang dilakukan oleh setiap manusia, menjunjung tinggi prinsip keadilan, dan bergaul dengan sesama sesuai teladan Rosululloh.
9.    Al Mu’iz (Allah yang maha memuliakan)
               Seseorang yang mengamalkan sifat ini akan selalu mengingat kemuliaan Alloh, menunjukkan keutamaan manusia apabila dibanding dengan makhluk lainnya, mengingatkan manusia agar tidak mengabaikan harga dirinya dan selalu mengarahkan untuk berakhlakul karimah.
10.    Al Afuwwu (Allah yang maha pemaaf)
               Seseorang yang mengamalkan sifat ini akan selalu mengingat ampunan Alloh, senantiasa beristighfar, menyadari ksalahan yang dilakukuan memperbaiki segala khilaf dan kesalahan yang telah dilakukan.

d.    Meneladani Sifat Allah Dalam 10 Asma’ul Husna
               Apabila seseorang beriman melihat kenyataan yang bertentangan dengan ketentuan hukumnya, maka dengan tegas menyimpulkan bahwa hukum tersebut bukan hukum Allah. Seseorang yang beriman secara teguh akan selalu berusaha konsisten untuk meneladani Asmaul Husna dalam seluruh aspek kehidupannya. Meneladani sifat Allah bukan berarti menyamakan antara manusia dengan tuhan, karena Allah SWT bersifat ‘azali” (terdahulu) dan qodim yang memiliki kesempurnaan mutlak, sangat berbeda dengan mahluk.
               Para pakar tasawuf berpendapat bahwa keberhasilan meneladani sifat-sifat  Allah dapat dilakukan dengan cara bertahap, yaitu :
1.    Meningkatkan ma’rifat melalui pengetahuan dan ketakwaan
2.    Membebaskan diri dari perbudakan syahwat dan hawa nafsu
3.    Menyucikan jiwa dengan jalan berakhlak dengan akhlak Allah.
e.    Hikmah Beriman Kepada Allah SWT
Beberrapa himah beriman kepada Allah SWT adalah sebagai berikut :
1.    Kita akan menyadari kelemahan kita di hadapan Allah Yang Maha Besar sehingga kita tidak akan bersikap sombong
2.    Kita menyadari bahwa diri kita pasti akan mati dan akan dimintai pertanggung jawaban atas segala amal perbuatan yang kita lakukan
3.    Hati kita menjadi tenang. FirmanAllah SWT dalam QS. Ar-Ro’du ayat 28
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä ûÈõuKôÜs?ur Oßgç/qè=è% ̍ø.ÉÎ/ «!$# 3 Ÿwr& ̍ò2ÉÎ/ «!$# ûÈõyJôÜs? Ü>qè=à)ø9$# ÇËÑÈ  
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
4.    Kita selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT
5.    Akan memiliki sikap dan jiwa social, menyayangi anak yatim, dan menyantuni fakir miskin
6.    Senantiasa akan melakukan amalan-amalan sholeh , rendah hati dan menyayangi terhadap semua mahluk Allah SWT
7.     Allah akan memasukkannya ke dalam surge sebagai rahmat-Nya dari pahala atas ketaatan dan kepatuhannya selama hidup. Firman Allah SWT dalam QS. Al Maidah ayat 9
ytãur ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$#   Mçlm; ×otÏÿøó¨B íô_r&ur ÒOŠÏàtã ÇÒÈ  
Artinya : Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
B. PERILAKU TERPUJI
a.      Pengertia Husnudzon
Husnuzh-zhon merupakan rangkaian dua kalimat, yaitu Husnu dan Zhon. Husnu merupakan isim masdar dari kata (حسنيحسن - حسنا ) yang berarti baik dan Zhon merupakan isim masdar dari ( ظنيظن - ظنا ) yang berarti mengetahui, menyangka sesuatu. Dengan demikian Husnuzh-zhon berarti mempunyai prasangka terhadap manusia, Husnuzh-zhon terhadap mahluk-mahluk ciptaan Allah berarti mempunyai i’tikad baik bahwa semua mahluk ciptaan Allah SWT adalah memiliki perbuatan dan tingkah laku yang baik, baik mahluk ciptaan allah itu berupa manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya.
 Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bersaudara, dari sini segala sesuatunya yang berhubungan dengan kehidupan mereka harus dilandasi dengan perbuatan baik dan Husnuzh-zhon dalam segala perbuatannya, menjalin hubungan ukhuwah dan persaudaraan dengan baik secara islami. Firman Allah SWT
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷ƒuqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÉÈ  
Artinya: Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Kebalikan dari sifat husnuzh-zhon adalah su’uzh-zhon yang berarti berprasangka jelek (buruk sangka), menyangka-menyangka tanpa bukti dan tanpa diseelidiki asl-usulnya, karena itu akibatnya akan menimbulkan permusuhan dan keretakan di dalam hubungan persaudaraan. Firman Allah SWT
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZŽÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# žcÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ) ( Ÿwur (#qÝ¡¡¡pgrB Ÿwur =tGøótƒ Nä3àÒ÷è­/ $³Ò÷èt/ 4 =Ïtär& óOà2ßtnr& br& Ÿ@à2ù'tƒ zNóss9 ÏmŠÅzr& $\GøŠtB çnqßJçF÷d̍s3sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# Ò>#§qs? ×LìÏm§ ÇÊËÈ  
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
b.      Pengertian Taubat
Taubat dilihat dari segi bahasa adalah merupakan isim masdar dari lafadz (تابيتوب - توبة) yang berarti bertaubat, menyesal atas perbuatan-perbuatan dosa yang pernah dilkukan dengan memohon dan meminta ampunan kepada Allah SWT. Taubat tersebut dilakukan dengan tulus hati, ikhlas  dan merendahkan diri (tawadhu’) kepada Allah SWT dengan menjalankan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan dan menjauhi atau tidak akan mengulangi lagi perbuatan-perbuatan yang berbau maksiat atau dosa. Firman Allah SWT
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqç/qè? n<Î) «!$# Zpt/öqs? %·nqÝÁ¯R 4Ó|¤tã öNä3š/u br& tÏeÿs3ムöNä3Ytã öNä3Ï?$t«Íhy öNà6n=Åzôãƒur ;M»¨Zy_ ̍øgrB `ÏB $ygÏFøtrB ㍻yg÷RF{$# ..... ÇÑÈ  
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,...
Para ulama’ mengatakan bahwa taubat dari perbuatan dosa itu adalah wajib. Apabila perbuatan dosa itu tidak menyangkut dengan sesama manusia, maksudnya hanya dosa antara seseorang dengan Allah SWT, maka harus memenuhi tiga syarat yaitu :
1.      Menghentikan perbuatan dosa itu
2.      Menyesal atas perbuatan itu
3.      Berketetapan hati untuk tidak mengulang lagi perbuatan dosa itu selamanya.
Dan apabila perbuatan dosa itu menyangkut dengan sesama manusia maka harus memenuhi empat syarat yaitu tiga syarat di atas ditambah satu syarat yaitu harus menyelesaikan urusannya itu kepada yang bersangkutan. Jika itu ada kaitannya dengan harta atau yang serupa maka ia harus mengembalikan, jika itu ada kaitannya dengan sumpah, tuduhan yang serupa maka ia harus minta maaf, dan jika ada kaitannya dengan umpat-mengumpat maka ia harus minta dihalalkannya. Seseorang yang berbuat dosa harus segera bertaubat kepada Allah SWT.
Taubat mendatangkan beberapa faedah yaitu :
1.      Allah SWT gembira terhadap taubat hamba-Nya
2.      Taubat menghapus kesalahan-kesalahan sehingga orang yang bertaubat sebagaimana orang yang tidak memiliki dosa.
C. PERILAKU TERCELA
a.      Pengertian Riya’
Riya’ ialah amal yang dikerjakan dengan niat tidak ikhlas, variasinya bias bermacam-macam. Amal itu dikerjakan dengan maksud ingindipuji orang lain, amal itu sengaja dilakukan untuk menjilat pejabat atasannya dalam rangka mendapatkan kedudukan yang lebih menguntungkan dan supaya pangkatnya segera dinaikkan, dan amal itu sengaja dilakukan untuk memikat hati orang lain yang dicintai.
Riya’ merupakan penyakit rohani , biasanya ingin mendapat pujian, sanjungan tetapi dapat menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Allah SWT berfirman
Ÿwur (#qçRqä3s? tûïÏ%©!$%x. (#qã_tyz `ÏB NÏd̍»tƒÏŠ #\sÜt/ uä!$sÍur Ĩ$¨Y9$# šcrÝÁtƒur `tã È@Î6y «!$# 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ètƒ ÔÝÏtèC ÇÍÐÈ  
Artinya: Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.
Riya’ dibagi atas dua yaitu sebagai berikut :
1.      Riya’ul ‘adah ialah mengerjakan sesuatu amal karena menjadi kebiasaan dengan tidak memperlihatkan makna, rahasia, faedahnya, dan tidak pula untuk mencari keridloan Allah SWT. Yakni amal itu dikerjakan bukan semata untuk-Nya dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
2.      Riya’ul nifaq ialah mengerjakan sesuatu amal semata-mata untuk dilihat orang.
Ada lima hal yang termasuk kategori riya yaitu:
a.       Pelaku ibadah yang memperlihatkan amal kebajikannya
b.      Pipmpinan yang ingin mendapat sanjungan dari bawahannya
c.       Dosen atau guru yang merasa lebih pandai dari muridnya
d.      Siswa atau mahasiswa yang merasa ilmunya sudah banyak
e.       Ilmuwan yang ingin dihormati, disanjung dan dipuji
b.      Pengertian Aniaya
Aniaya ditinjau dari segi bahasa adalah dari kalimat zholim, kalimat zholim dari kata (ظلمپظلمظلما ) yang berarti aniaya, perbuatan yang melewati batas, menempatkan sesuatu bukan pada tempatnyadan menentang kepada kebenaran. Sedangkan menurut pengertian syara’ adalah melewati batas kebenaran dan cenderung menjadi kepada kebatilan.
Aniaya atau zholim adalah penyakit yang berkaitan dengan masyarakat, karenanya harus segera diberantas begitu kezholiman tampak dipermukaan, apabila tidak diberantas maka bahayanya akan mengancam kepada seluruh masyarakat. Firman Allah SWT
(#qà)¨?$#ur ZpuZ÷FÏù žw ¨ûtùÅÁè? tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß öNä3YÏB Zp¢¹!%s{ ( (#þqßJn=÷æ$#ur žcr& ©!$# ߃Ïx© É>$s)Ïèø9$# ÇËÎÈ  
Artinya: Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya.
Orang yang zholim (menganiaya) kepada orang lain disamping akan mendapatkan siksa yang pedih dari Allah SWT, orang tersebut juga akan dibebani dosa-dosa orang yang dizholimi (dianiaya) sebelum mereka meminta maaf kepada orang yang bersangkutan.
c.       Pengertian Diskriminasi
Diskriminasi adalah perbedaan, tidak adanya persamaan perbuatan seseorang, menganggap dirinya lebih mulia, lebih baik, lebih terhormat daripada orang lain. Perbedaan diakibatkan karena factor ekonomi, ilmu pengetahuan, derajat atau pangkat, kasta dan lain sebagainya.perbedaan itu muncul dari sifat kesombongan diri, menganggap yang lain adalah hina, padahal kemuliaan atau kehinaan seseorang itu ditentukan oleh kadar ketakwaannya kepada Allah SWT, yang dimanifestasikan dalam bentuk mematuhi perintah-perintah-Nya dan menjauhi  larangan-larangan-Nya, sebagaimana firman Allah SWT
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw öyó¡o ×Pöqs% `ÏiB BQöqs% #Ó|¤tã br& (#qçRqä3tƒ #ZŽöyz öNåk÷]ÏiB Ÿwur Öä!$|¡ÎS `ÏiB >ä!$|¡ÎpS #Ó|¤tã br& £`ä3tƒ #ZŽöyz £`åk÷]ÏiB ( Ÿwur (#ÿrâÏJù=s? ö/ä3|¡àÿRr& Ÿwur (#rât/$uZs? É=»s)ø9F{$$Î/ ( }§ø©Î/ ãLôœew$# ä-qÝ¡àÿø9$# y÷èt/ Ç`»yJƒM}$# 4 `tBur öN©9 ó=çGtƒ y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqçHÍ>»©à9$# ÇÊÊÈ  
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
Sifat diskriminasi yang diperbuat seseorang akan mengakibatkan munculnya sifat atau perbuatan yang buruk, yaitu kecongkakan atau kesombongan. Sombong akan bangkit pada hati nurani dan jiwa seseorang yang merasa dia yang paling baik atas kebaikan-kebaikan yang lainnya, membanggakan diri sendiri dan membuat sifat meremehkan pada orang lain. Hal ini dilarang oleh Allah SWT, dalam firman-Nya:
Ÿwur öÏiè|Áè? š£s{ Ĩ$¨Z=Ï9 Ÿwur Ä·ôJs? Îû ÇÚöF{$# $·mttB ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä ¨@ä. 5A$tFøƒèC 9qãsù ÇÊÑÈ  
Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.