MAKALAH
MATERI
PAI MA (KELAS X SEMESTER 2)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Materi PAI MTs/MA
Dosen Pengampu :
Dra.
Hj. Chumaidah Syc, M.Pd.I
Disusun
Oleh :
1. Khoirotus
Sholihah
2. Kurniawati
3. Lailatul
Mufidah
SEKOLAH
TINGGI ILMU TARBIYAH
AL
URWATUL WUTSQO - JOMBANG
TAHUN
AKADEMIK 2012/2013
A. AL-ASMA’UL HUSNA
Kata Asma’ul Husna
berasal dari dua kata, yaitu: Al-Asma artinya beberapa nama dan Al-Husna
artinya yang terbaik. Dengan demikian, Al-Asma’ul Husna dapat diartikan sebagai
nama-nama atau sifat-sifat Allah yang terbaik dan yang sangat sempurna. Nama-nama
yang agung dapat dipakai pedoman hidup bagi setiap orang yang beriman kepada
Allah SWT. Dengan mengenal Allah SWT, yakni mengenal nama-nama atau sifat-sifatNya,
yang itu, manusia dapat berbudi luhur, karna keindahan sifat-sifat Nya akan
melahirkan sifatoptimis dalam hidupnya, sekaligus dapat mendorong manusia untuk
berupaya meneladani sifat-sifat tersebut, sesuai dengan kedudukan dan
kemampuannya sebagai hamba Allah dan Khalifah Fil ‘Ardhi.
Seluruh nama Allah menunjukkan
pujian, nama-nama tersebut diambil dari sifat-sifat Allah yang mulia, manusia
diwajibkan memohon atau berdo’a kepada Allah dengan Al-Asma’ul Husna, hal
demikian sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:
¬!ur âä!$oÿôF{$# 4Óo_ó¡çtø:$# çnqãã÷$$sù $pkÍ5 ( (#râsur tûïÏ%©!$# crßÅsù=ã þÎû ¾ÏmÍ´¯»yJór& 4 tb÷rtôfãy $tB (#qçR%x. tbqè=yJ÷èt ÇÊÑÉÈ
Artinya:
“
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran
dalam (menyebut) nama-nama-Nya, nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa
yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’rof: 180).
a.
Pengertian
10 Sifat Allah Dalam Asma’ul Husna
Berikut ini akan diuraikan sepuluh pengertian
Asma’ul Husna yaitu: Al-Muqsith, Al-Waarits, An-Naafi’, Al-Baasith, Al-Hafiidz,
Al-Walii, Al-Waduud, Ar-Raafi’, Al-Mu’iz dan Al-Afuww.
1.
Pengertian
Al-Muqsithu
Al Muqsithu
artinya yang maha adil. Dialah Tuhan yang maha adil dan memerintahkan kepada
manusia agar berbuat adil disegala bidang, keadilanlah yang sangat diharapkan
bagi semua manusia. Allah SWT berfirman dalam surat Al A’rof:9 :
ö@è%
zsDr&
În1u
ÅÝó¡É)ø9$$Î/
( ÇËÒÈ
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh
menjalankan keadilan". (QS. Al A’raf: 29)
2.
Pengertian
Al Waaritsu
Al
Waaritsu artinya yang maha mewarisi. Dialah Tuhan yang kekal dan abadi yang
akan mewarisi bumi dan isinya termasuk orang-orang yang ada diantaranya setelah
kehancuranya. Allah SWT berfirman:
$¯RÎ) ß`øtwU
ß^ÌtR
uÚöF{$#
ô`tBur
$pkön=tæ $oYøs9Î)ur tbqãèy_öã ÇÍÉÈ
Artinya:
“ Sesungguhnya Kami mewarisi bumi[904] dan semua orang-orang yang ada di
atasnya, dan hanya kepada kamilah mereka dikembalikan.” (QS. Maryam : 40).
3.
Pengertian
An-Naafi’
An
Naafi’ artinya yang maha memberi manfa’at. Dialah Tuhan yang memberikan
manfa’at dan kebaikan kepada hamba-hamba Nya, tidak ada sesuatupun yang dapat
memberikan manfa’at dan kebaikan selain dari pada Nya. Allah SWT berfirman:
¨bÎ)ur
ö/ä3s9
Îû ÄN»yè÷RF{$# Zouö9Ïès9
( /ä3É)ó¡S
$£JÏiB
Îû $pkÍXqäÜç/
ö/ä3s9ur
$pkÏù
ßìÏÿ»uZtB ×ouÏVx. $pk÷]ÏBur tbqè=ä.ù's? ÇËÊÈ
Artinya:
“ Dan Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat
pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang
ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat
faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan,” (QS.
Al Mu’minun: 21)
4.
Pengertian
Al Baashitu
Al Baashitu
artinya yang maha melapangkan. Dialah Allah SWT yang maha membentangkan dan
meluaskan rizqi dan segala sesuatunya kepada makhluk-makhluk Nya dengan
memberikan kelimpaha, kesenangan, dan kemudahan apapun bentuknya pada semua
makhluk yang dikehendaki. Allah SWT berfirman:
öNs9urr&
(#÷rtt
¨br&
©!$#
äÝÝ¡ö6t
s-øÎh9$#
`yJÏ9 âä!$t±o
âÏø)tur
4 ¨bÎ)
Îû y7Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sã ÇÌÐÈ
Artinya:
“ Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan
rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezki
itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.” (QS. Ar-Ruum : 37)
5.
Pengertian
Al Hafidzu
Al Hafidzu
artinya yang maha memelihara. Dialah Tuhan yang maha pemelihara segala sesuatu.
Dia yang mengingatkan semua yang telah dan sedang berlangsung dan menjaga semua
yang akan terjadi, Dia yang mengetahui dan mengingat semua yang dikerjakan oleh
makhluk Nya. Allah SWT berfirman:
…………..4
¨bÎ)
În1u
4n?tã
Èe@ä. >äóÓx«
ÔáÏÿym ÇÎÐÈ
Artinya: “ Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha
pemelihara segala sesuatu.”
(QS. Hud : 57)
6.
Pengertian
Al Walii
Al Walii artinya
yang maha Pelindung. Dialah Dzat yang maha melindungi, memberikan pelindung
bagi semua makhluk ciptaan-Nya, maka tidak ada kekuatan manapun yang dapat
mengalahkan-Nya. Firman Allah SWT:
ÏQr&
(#räsªB$#
`ÏB
ÿ¾ÏmÏRrß
uä!$uÏ9÷rr&
( ª!$$sù
uqèd
Í<uqø9$#
uqèdur
ÄÓôvä
4tAöqyJø9$#
uqèdur
4n?tã
Èe@ä.
&äóÓx«
ÖÏs%
ÇÒÈ
Artinya:
“ Atau Patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka
Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang- orang
yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. As-Syuro:
9)
7.
Pengertian
Al Waduud
Al Waduud artinya
yang maha pengasih. Dialah Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang kepada
hamba Nya. Firman Allah SWT:
(#rãÏÿøótGó$#ur
öNà6/u
§NèO
(#þqç/qè? Ïmøs9Î)
4 ¨bÎ)
În1u
ÒOÏmu ×rßur ÇÒÉÈ
Artinya:
“Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.” (QS. Huud: 90)
8.
Pengertian
Ar Rafi’
Ar Rafi’ artinya
yang maha meninggikan derajat. Dialah Allah SWT yang maha tinggi mengangkat makhluk
Nya kepada kemuliaan dan kebenaran. Firman Allah SWT:
y7ù=Ï?ur
!$uZçF¤fãm
!$yg»oYøs?#uä
zOÏdºtö/Î)
4n?tã
¾ÏmÏBöqs%
4 ßìsùötR
;M»y_uy
`¨B
âä!$t±®S
3 ¨bÎ)
/u
íOÅ3ym
ÒOÎ=tæ
ÇÑÌÈ
Artinya:
“ Dan Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi
kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.” (QS. Al An’am:
83)
9.
Pengertian
Al Mu’izz
Al Mu’izz artinya Allah SWT maha memuliakan. Dialah
yang maha memuliakan kepada makhluk Nya segala kemuliaan. Allah SWT berfirman;
È@è%
¢Oßg¯=9$#
y7Î=»tB
Å7ù=ßJø9$#
ÎA÷sè?
ù=ßJø9$#
`tB
âä!$t±n@
äíÍ\s?ur
ù=ßJø9$#
`£JÏB
âä!$t±n@
Ïèè?ur
`tB
âä!$t±n@
AÉè?ur
`tB
âä!$t±n@
( x8ÏuÎ/
çöyø9$#
( y7¨RÎ)
4n?tã
Èe@ä.
&äóÓx«
ÖÏs%
ÇËÏÈ
Artinya:
“ Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan
kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari
orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali
Imron: 26)
10.
Pengertian
Al Afuwwu
Al Afuwwu
artinya yang maha pemaaf. Dialah Tuhan yang maha pemaaf lagi maha pengampun.
Allah SWT berfirman:
y7Í´¯»s9'ré'sù
Ó|¤tã
ª!$#
br&
uqàÿ÷èt
öNåk÷]tã
4 c%x.ur
ª!$#
#qàÿtã
#Yqàÿxî
ÇÒÒÈ
Artinya:
“ Mereka itu, Mudah-mudahan Allah memaafkannya. dan adalah Allah Maha Pemaaf
lagi Maha Pengampun.” (QS. An Nisa’: 99)
b. Menunjukkan Bukti Kebesaran Allah
Bukti-bukti kebenara tanda-tanda
kebesaran Allah melalui Sifat Allah SWT dalam 10 Asmaul Husna, antara lain:
1.
Al
Muqsith (Allah yang maha mengadili)
2.
Al
Waarits (Allah yang maha mewarisi)
3.
An
Naafi’ (Allah yang maha member manfaat)
4.
Al
Baasith (Allah yang maha melapangkan rizqi)
5.
Al
Haafidz (Allah yang maha menjaga)
6.
Al
Walii (Allah yang maha melindungi)
7.
Al
Waduud (Allah yang maha Pengasih)
8.
Ar
Raafi’ (Allah yang maha meninggikan)
9.
Al
Mu’iz (Allah yang maha memuliakan)
10.
Al
Afuwwu (Allah yang maha pemaaf)
c.
Mengamalkan
10 Asma’ul Husna
Manusia yang sempurna ibadahnya kepada Alloh
adalah orang-orang yang yang beribadah kepadanya dengan semua nama-nama dan
sifat-sifatNya, sehingga asma’ul husna akan menjadi inspirasi dan penggiat bagi
semua hamba untuk beribadah secara ihsan dan ikhlas kehadirat Nya. Sebagai
panduan bagi kita untuk mengamalkan asma’ul husna dalam kehidupan sehari-hari,
pada bagian berikut akan dibahas perilaku orang yang mengamalkan asma’ul husna.
1.
Al
Muqsith (Allah yang maha mengadili)
Seorang
yang mengamalkan sifat al-muqsith, maka dalam setiap langkah kehidupannya akan
senantiasa mengingat keadilan Alloh, berusaha memahami segala aturan yang
ditetapkan Alloh, senantiasa istiqomah untuk menerapkan hokum-hukum Alloh dalam
seluruh aspek kehidupan, senantiasa member hak adami (rahmah) kepada sesame
ataupun mahluk lain tanpa pilih kasih terhadap siapapun.
2.
Al
Waarits (Allah yang maha mewarisi)
Seseorang yang mengamalkan sifat al-waarits, maka
dalam setiap langkah kehidupannya akan senantiasa mengingat kebesaran Alloh, memberikan
yang terbaik (ihsan) kepada yang berhak menerimanya.
3.
An
Naafi’ (Allah yang maha member manfaat)
Seseorang
yang mengamalkan sifat an-naafi, maka ia akan senantiasa mensyukuri nikmat yang
diberikan oleh Alloh, taaruf (mengenal) segala bentuk manfaat yang diperlukan
sesamanya, taawun (menolong) dengan segala tindakan yang manfaat bagi sesame
dan menjauhkan segala bentuk mafsadat yang dapat menyengsarakan kehidupan
sesamanya.
4.
Al
Baasith (Allah yang maha melapangkan rizqi)
Seseorang yang mengamalkan sifat al-baasith akan
senantiasa mengingat pemberian Alloh kepada hambaNya, memberikan pencerahan
hati dan pikiran bagi sesamanya, memberikan kesempatan bagi sesame manusia
untuk meniti jalan kesuksesan, menolong dan membantu meringankan segala
rintangan dan hambatan sesame manusia.
5.
Al
Haafidz (Allah yang maha menjaga)
Seseorang yang mengamalkan sifat al-hafidz, akan
senantiasa mengingat pertolongan Alloh terhadap hambaNya, selalu membimbing
sesame manusia agar selalu berada dijalan ketaatan yang diperintahkan dan ber
amar ma’ruf nahi munkar.
6.
Al
Walii (Allah yang maha melindungi)
Seseorang
yang mengamalkan sifat al-walii, akan senantiasa mengingat kuasaan Alloh,
berusaha memberikan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan hidup sesama manusia.
7.
Al
Waduud (Allah yang maha Pengasih)
Seseorang
yang mengamalkan sifat ini akan selalu mengingat kasih sayang Alloh, memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada semua manusia dan tidak membeda-bedakan satu
sama lainnya.
8.
Ar
Raafi’ (Allah yang maha meninggikan)
Seseorang
yang mengamalkan sifat ini akan senantiasa mengingat kekuasaan Alloh,
menghargai setiap usaha yang dilakukan oleh setiap manusia, menjunjung tinggi
prinsip keadilan, dan bergaul dengan sesama sesuai teladan Rosululloh.
9.
Al
Mu’iz (Allah yang maha memuliakan)
Seseorang yang mengamalkan sifat ini akan selalu
mengingat kemuliaan Alloh, menunjukkan keutamaan manusia apabila dibanding
dengan makhluk lainnya, mengingatkan manusia agar tidak mengabaikan harga
dirinya dan selalu mengarahkan untuk berakhlakul karimah.
10.
Al
Afuwwu (Allah yang maha pemaaf)
Seseorang
yang mengamalkan sifat ini akan selalu mengingat ampunan Alloh, senantiasa
beristighfar, menyadari ksalahan yang dilakukuan memperbaiki segala khilaf dan
kesalahan yang telah dilakukan.
d.
Meneladani
Sifat Allah Dalam 10 Asma’ul Husna
Apabila
seseorang beriman melihat kenyataan yang bertentangan dengan ketentuan
hukumnya, maka dengan tegas menyimpulkan bahwa hukum tersebut bukan hukum
Allah. Seseorang yang beriman secara teguh akan selalu berusaha konsisten untuk
meneladani Asmaul Husna dalam seluruh aspek kehidupannya. Meneladani sifat
Allah bukan berarti menyamakan antara manusia dengan tuhan, karena Allah SWT
bersifat ‘azali” (terdahulu) dan qodim yang memiliki kesempurnaan
mutlak, sangat berbeda dengan mahluk.
Para pakar tasawuf berpendapat
bahwa keberhasilan meneladani sifat-sifat
Allah dapat dilakukan dengan cara bertahap, yaitu :
1.
Meningkatkan
ma’rifat melalui pengetahuan dan ketakwaan
2.
Membebaskan
diri dari perbudakan syahwat dan hawa nafsu
3.
Menyucikan
jiwa dengan jalan berakhlak dengan akhlak Allah.
e.
Hikmah
Beriman Kepada Allah SWT
Beberrapa himah beriman kepada Allah SWT
adalah sebagai berikut :
1.
Kita akan menyadari kelemahan kita di hadapan
Allah Yang Maha Besar sehingga kita tidak akan bersikap sombong
2.
Kita menyadari bahwa diri kita pasti akan mati
dan akan dimintai pertanggung jawaban atas segala amal perbuatan yang kita
lakukan
3.
Hati kita menjadi tenang. FirmanAllah SWT
dalam QS. Ar-Ro’du ayat 28
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä
ûÈõuKôÜs?ur
Oßgç/qè=è%
Ìø.ÉÎ/
«!$#
3 wr&
Ìò2ÉÎ/
«!$#
ûÈõyJôÜs?
Ü>qè=à)ø9$#
ÇËÑÈ
Artinya: (yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
4.
Kita selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT
5.
Akan memiliki sikap dan jiwa social,
menyayangi anak yatim, dan menyantuni fakir miskin
6.
Senantiasa akan melakukan amalan-amalan sholeh
, rendah hati dan menyayangi terhadap semua mahluk Allah SWT
7.
Allah akan memasukkannya ke dalam surge
sebagai rahmat-Nya dari pahala atas ketaatan dan kepatuhannya selama hidup.
Firman Allah SWT dalam QS. Al Maidah ayat 9
ytãur ª!$#
tûïÏ%©!$#
(#qãYtB#uä
(#qè=ÏJtãur
ÏM»ysÎ=»¢Á9$#
Mçlm;
×otÏÿøó¨B
íô_r&ur
ÒOÏàtã
ÇÒÈ
Artinya : Allah telah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa)
untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
B. PERILAKU TERPUJI
a.
Pengertia
Husnudzon
Husnuzh-zhon merupakan
rangkaian dua kalimat, yaitu Husnu dan Zhon. Husnu merupakan isim
masdar dari kata (حسن – يحسن
- حسنا ) yang berarti baik dan Zhon merupakan isim masdar dari
(
ظن – يظن
- ظنا ) yang berarti mengetahui, menyangka sesuatu. Dengan demikian Husnuzh-zhon
berarti mempunyai prasangka terhadap manusia, Husnuzh-zhon terhadap
mahluk-mahluk ciptaan Allah berarti mempunyai i’tikad baik bahwa semua mahluk
ciptaan Allah SWT adalah memiliki perbuatan dan tingkah laku yang baik, baik
mahluk ciptaan allah itu berupa manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya.
Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah
bersaudara, dari sini segala sesuatunya yang berhubungan dengan kehidupan
mereka harus dilandasi dengan perbuatan baik dan Husnuzh-zhon dalam segala
perbuatannya, menjalin hubungan ukhuwah dan persaudaraan dengan baik secara
islami. Firman Allah SWT
$yJ¯RÎ)
tbqãZÏB÷sßJø9$#
×ouq÷zÎ)
(#qßsÎ=ô¹r'sù
tû÷üt/
ö/ä3÷uqyzr&
4 (#qà)¨?$#ur
©!$#
÷/ä3ª=yès9
tbqçHxqöè?
ÇÊÉÈ
Artinya: Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab
itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Kebalikan dari sifat husnuzh-zhon adalah
su’uzh-zhon yang berarti berprasangka jelek (buruk sangka), menyangka-menyangka
tanpa bukti dan tanpa diseelidiki asl-usulnya, karena itu akibatnya akan
menimbulkan permusuhan dan keretakan di dalam hubungan persaudaraan. Firman
Allah SWT
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
(#qç7Ï^tGô_$#
#ZÏWx.
z`ÏiB
Çd`©à9$#
cÎ)
uÙ÷èt/
Çd`©à9$#
ÒOøOÎ)
( wur
(#qÝ¡¡¡pgrB
wur
=tGøót
Nä3àÒ÷è/
$³Ò÷èt/
4 =Ïtär&
óOà2ßtnr&
br&
@à2ù't
zNóss9
ÏmÅzr&
$\GøtB
çnqßJçF÷dÌs3sù
4 (#qà)¨?$#ur
©!$#
4 ¨bÎ)
©!$#
Ò>#§qs?
×LìÏm§
ÇÊËÈ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
b.
Pengertian
Taubat
Taubat
dilihat dari segi bahasa adalah merupakan isim masdar dari lafadz (تاب – يتوب
- توبة) yang berarti bertaubat, menyesal atas perbuatan-perbuatan dosa
yang pernah dilkukan dengan memohon dan meminta ampunan kepada Allah SWT.
Taubat tersebut dilakukan dengan tulus hati, ikhlas dan merendahkan diri (tawadhu’) kepada Allah
SWT dengan menjalankan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan dan menjauhi atau
tidak akan mengulangi lagi perbuatan-perbuatan yang berbau maksiat atau dosa.
Firman Allah SWT
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqç/qè? n<Î) «!$# Zpt/öqs? %·nqÝÁ¯R 4Ó|¤tã öNä3/u br& tÏeÿs3ã öNä3Ytã öNä3Ï?$t«Íhy öNà6n=Åzôãur ;M»¨Zy_ ÌøgrB `ÏB $ygÏFøtrB ã»yg÷RF{$# ..... ÇÑÈ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada
Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan
Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,...
Para
ulama’ mengatakan bahwa taubat dari perbuatan dosa itu adalah wajib. Apabila
perbuatan dosa itu tidak menyangkut dengan sesama manusia, maksudnya hanya dosa
antara seseorang dengan Allah SWT, maka harus memenuhi tiga syarat yaitu :
1. Menghentikan perbuatan dosa itu
2. Menyesal atas perbuatan itu
3. Berketetapan hati untuk tidak mengulang lagi
perbuatan dosa itu selamanya.
Dan apabila perbuatan dosa itu menyangkut
dengan sesama manusia maka harus memenuhi empat syarat yaitu tiga syarat di
atas ditambah satu syarat yaitu harus menyelesaikan urusannya itu kepada yang
bersangkutan. Jika itu ada kaitannya dengan harta atau yang serupa maka ia
harus mengembalikan, jika itu ada kaitannya dengan sumpah, tuduhan yang serupa
maka ia harus minta maaf, dan jika ada kaitannya dengan umpat-mengumpat maka ia
harus minta dihalalkannya. Seseorang yang berbuat dosa harus segera bertaubat
kepada Allah SWT.
Taubat
mendatangkan beberapa faedah yaitu :
1.
Allah SWT gembira terhadap taubat hamba-Nya
2.
Taubat menghapus kesalahan-kesalahan sehingga
orang yang bertaubat sebagaimana orang yang tidak memiliki dosa.
C. PERILAKU TERCELA
a. Pengertian Riya’
Riya’ ialah amal yang
dikerjakan dengan niat tidak ikhlas, variasinya bias bermacam-macam. Amal itu
dikerjakan dengan maksud ingindipuji orang lain, amal itu sengaja dilakukan
untuk menjilat pejabat atasannya dalam rangka mendapatkan kedudukan yang lebih
menguntungkan dan supaya pangkatnya segera dinaikkan, dan amal itu sengaja
dilakukan untuk memikat hati orang lain yang dicintai.
Riya’ merupakan penyakit
rohani , biasanya ingin mendapat pujian, sanjungan tetapi dapat
menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Allah SWT berfirman
wur (#qçRqä3s?
tûïÏ%©!$%x. (#qã_tyz `ÏB NÏdÌ»tÏ
#\sÜt/ uä!$sÍur
Ĩ$¨Y9$#
crÝÁtur `tã È@Î6y «!$#
4 ª!$#ur
$yJÎ/ tbqè=yJ÷èt ÔÝÏtèC ÇÍÐÈ
Artinya: Dan janganlah kamu menjadi seperti
orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud
riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. dan (ilmu)
Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.
Riya’ dibagi atas dua yaitu sebagai berikut :
1.
Riya’ul ‘adah ialah mengerjakan sesuatu amal karena menjadi kebiasaan dengan tidak
memperlihatkan makna, rahasia, faedahnya, dan tidak pula untuk mencari
keridloan Allah SWT. Yakni amal itu dikerjakan bukan semata untuk-Nya dan untuk
mendekatkan diri kepada-Nya.
2.
Riya’ul nifaq ialah mengerjakan sesuatu amal semata-mata untuk dilihat orang.
Ada lima hal yang
termasuk kategori riya yaitu:
a.
Pelaku ibadah yang memperlihatkan amal
kebajikannya
b.
Pipmpinan yang ingin mendapat sanjungan dari
bawahannya
c.
Dosen atau guru yang merasa lebih pandai dari
muridnya
d.
Siswa atau mahasiswa yang merasa ilmunya sudah
banyak
e.
Ilmuwan yang ingin dihormati, disanjung dan
dipuji
b. Pengertian Aniaya
Aniaya ditinjau dari segi
bahasa adalah dari kalimat zholim, kalimat zholim dari kata (ظلم
– پظلم
– ظلما
) yang berarti aniaya, perbuatan yang melewati batas, menempatkan sesuatu bukan
pada tempatnyadan menentang kepada kebenaran. Sedangkan menurut pengertian
syara’ adalah melewati batas kebenaran dan cenderung menjadi kepada kebatilan.
Aniaya atau zholim adalah
penyakit yang berkaitan dengan masyarakat, karenanya harus segera diberantas
begitu kezholiman tampak dipermukaan, apabila tidak diberantas maka bahayanya
akan mengancam kepada seluruh masyarakat. Firman Allah SWT
(#qà)¨?$#ur
ZpuZ÷FÏù
w
¨ûtùÅÁè?
tûïÏ%©!$#
(#qßJn=sß
öNä3YÏB
Zp¢¹!%s{
( (#þqßJn=÷æ$#ur
cr&
©!$#
ßÏx©
É>$s)Ïèø9$#
ÇËÎÈ
Artinya: Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang
tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah
bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya.
Orang yang zholim
(menganiaya) kepada orang lain disamping akan mendapatkan siksa yang pedih dari
Allah SWT, orang tersebut juga akan dibebani dosa-dosa orang yang dizholimi
(dianiaya) sebelum mereka meminta maaf kepada orang yang bersangkutan.
c. Pengertian Diskriminasi
Diskriminasi adalah
perbedaan, tidak adanya persamaan perbuatan seseorang, menganggap dirinya lebih
mulia, lebih baik, lebih terhormat daripada orang lain. Perbedaan diakibatkan
karena factor ekonomi, ilmu pengetahuan, derajat atau pangkat, kasta dan lain
sebagainya.perbedaan itu muncul dari sifat kesombongan diri, menganggap yang
lain adalah hina, padahal kemuliaan atau kehinaan seseorang itu ditentukan oleh
kadar ketakwaannya kepada Allah SWT, yang dimanifestasikan dalam bentuk
mematuhi perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-larangan-Nya, sebagaimana firman Allah SWT
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
w
öyó¡o
×Pöqs%
`ÏiB
BQöqs%
#Ó|¤tã
br&
(#qçRqä3t
#Zöyz
öNåk÷]ÏiB
wur
Öä!$|¡ÎS
`ÏiB
>ä!$|¡ÎpS
#Ó|¤tã
br&
£`ä3t
#Zöyz
£`åk÷]ÏiB
( wur
(#ÿrâÏJù=s?
ö/ä3|¡àÿRr&
wur
(#rât/$uZs?
É=»s)ø9F{$$Î/
( }§ø©Î/
ãLôew$#
ä-qÝ¡àÿø9$#
y֏t/
Ç`»yJM}$#
4 `tBur
öN©9
ó=çGt
y7Í´¯»s9'ré'sù
ãNèd
tbqçHÍ>»©à9$#
ÇÊÊÈ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah
sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang
ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang
yang zalim.
Sifat diskriminasi yang
diperbuat seseorang akan mengakibatkan munculnya sifat atau perbuatan yang
buruk, yaitu kecongkakan atau kesombongan. Sombong akan bangkit pada hati
nurani dan jiwa seseorang yang merasa dia yang paling baik atas kebaikan-kebaikan
yang lainnya, membanggakan diri sendiri dan membuat sifat meremehkan pada orang
lain. Hal ini dilarang oleh Allah SWT, dalam firman-Nya:
wur
öÏiè|Áè?
£s{
Ĩ$¨Z=Ï9
wur
Ä·ôJs?
Îû
ÇÚöF{$#
$·mttB
( ¨bÎ)
©!$#
w
=Ïtä
¨@ä.
5A$tFøèC
9qãsù
ÇÊÑÈ
Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari
manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.