Jumat, 23 November 2012


Cerita ini fiksi semua nama, pemeran, lokasi telah diubah namun tidak

mengurangi inti cerita, kesamaan nama, lokasi adalah kebetulan saja. Semoga cerita
ini bermanfaat untuk anda.

Editor "untukmu aku ada"



Preload

Namaku Daniel Beny Hartanto akrab dipanggil beny, kehidupanku cukup mapan,
dilingkungan sekitarku, aku seorang lelaki keturunan jawa, pada tahun 1999 dan saat
itu umurku sudah 18 tahun, aku lulus dari sekolah negeri di jogja, yang lumayan
favorit atau setidaknya masuk dalam peringkat 5 besar, lalu aku melanjutkan
sekolahku ke sebuah PTS di kawasan jogja timur, aku seorang tipe adventure yang
menyukai tantangan dunia bisnis , dimulailah sebuah pengalaman saat aku
memasuki awal kuliah, saat smu dulu aku tak berpacaran karena tak ada yang
cocok, dan menganggap pacaran hanya buang waktu dan kebebasan, aku lebih
menyukai keluar dengan seorang cewek siapapun yang aku suka tanpa ikatan
namun aku lebih sering keluar bersama teman-teman cowok untuk melakukan
aktifitas sebagai pria, dan saat masuk kuliah pertama kali merasakan bagaimana
rasanya aku benar-benar mencintai, dia seorang gadis cantik, manis, namun dia
seorang gadis keturunan tionghoa sebelumnya bahkan aku tak mengetahuinya. Aku
hanya orang yang tak suka mencari masalah, yah, pada saat itu banyak konflik
terjadi mengenai ke sukuan di negara ini, namun aku seorang tipe moderat aku tak
pernah membedakan dia dari irian, batak, timor atau bahkan cina sekalipun, yang
penting orang yang akan aku anggap sebagai teman harus orang yang baik.dan kalo
sudah suka aku ngak pernak perduliin apa pikiran orang, orang gaul bilang "bodo
amat" dan inilah awal rasa suka aku terhadap seorang gadis keturunan untuk
pertama dan terakhir kali di masa kuliah nama gadis itu Evelyn Susanto atau lebih
akrab dipanggil eve.


Cintaku Bersemi Untuk Eve.

Eve, gadis yang lucu dan menarik, lincah, dan takut akan Tuhan, aku mencintainya
atau aku menyukainya sejak saat aku ikut Mapram atau Ospek di Kampus PTS
kawasan babarsari, aku cukup "Jaim" yah biarpun aku suka aku hanya bisa liatin
doang tingkah lakunya yang lucu. Ah....aku menyukainya dalam hatiku berkecamuk.


Aku harus mencoba untuk mendekati. dan satu hal aku harus tahu dia belum punya
pacar, oh...my God. benar dia belum ada yang "punya".


Tuhan aku menyukainya, buatlah aku tambah menyukainya ungkapku dalam hati.
Yah tak ada jalan jika kita tak berusaha. Besok adalah Malam Terakhir Inisiasi Usai.
Saatnya Malam Inagurasi. Aku harus punya cara mengenalnya, oh please pusing
bener aku mikirinnya.


Malam itu tiba juga, aku berganti baju sesuai perintah kaos putih yang aku harus
kenakan. Kudekati kelompok Eve, dimana aku kenal salah satu anggota kelompok
itu, namanya yeni teman sekolah di SMU dulu.
Kudekati Yeni,


"Yen, please bantuin gw dong, u basa-basi kek..kenalin gw ma tuh cewek"
sambil menunjuk sembunyi-sembunyi Yeni paham dengan maksudku.
"Oh...Eve?",
"Yah tull" jawabku singkat


"Tapi kan dia chinese!" ungkap Yeni
"ah yang bener, sipit aja kagak, putih sih emang, so kalo chinnese trus kenapa?"
timpalku.


 "Yah mending lo cari yang lain saja deh" yeni tambah ngotot.
"Emang napa seh Yen, mau nolongin gw gak?",
"Mau sih, tapi u mosok gak tau seh Chinese gak suka ma co jawa kayak lo, mereka
cuma suka ma co...pokoknya bukan tipe kayak lo lah....dia harus sama-sama
cinanya ben....",


 "Gitu ya? mosok sih aku kok ngak tahu ya.." jawabku,



biarlah gimanapun setidaknya aku kenal aja gak papa, setengah hati aku udah
sedikit patah hati, namun akhirnya Yeni mau dengan rela walau gw paksa sedikit
ngenalin aku sama Eve

Akhirnya aku udah bisa kenal Eve aku cerita panjang lebar setelah perkenalan itu
terjadi, sok kenal sok deket lah, mumpung ada kesempatan,walau dalam hati aku
berpikir apakah benar ce chinese tidak suka sama wana (red=orang jawa/pribumi)

Itulah awal aku berteman dengannya, namun kubuang jauh rasa sukaku padanya,
sebab mungkin apa yang Yeni bilang benar, aku tak ingin patah hati walau ini
pertama kali aku patah hati karena suka dengan ce keturunan. Semoga tidak.

Kamulah gadis yang kutunggu selama ini.

Perasaan pertama waktu aku melihatnya aku merasakan ada hal yang berbeda,
ih..cakepnya tuh anak, or maybe this is a first sight ah..kubungan saja jauh-jauh.
apaan tuh first sight gw gak percaya .....Eve seorang gadis yang ramah, sederhana,
kenapa gw suka sama cewek kayak gitu. Padahal dulu aku suka sekali gadis yang
lincah dan kocak ‘n selalu bikin aku ketawa. yah mungkin karna kebencian dengan
mantanku yang kalem ternyata berbeda dengan hatinya. Yang ternyata gw ketipu.
dia ternyata gadis yang nakal ‘n gak pernah puas dengan pacar sebaik apapun. yah
dalam hati mau jadi apa dia besok....tapi sebaiknya aku tak perlu banyak
menghakimi dia, karna mungkin itu juga salahku.... Ah peduli amat yang penting
sekarang ada Eve, yah...Eve, aku memikirkannya terus. sejak perkenalanku
dengannya walau aku beda kelas aku suka sekali ketemu dengan dia pada sesi
tertentu yang memang waktunya bersamaan untuk matakuliah paket semester awal.
Kita ngobrol sambil jalan, n' walau gw naik mobil tapi aku nemenin dia jalan pulang
kekostnya yang tak begitu jauh dari kampus kita. Yah anggap aja Pdkt yang
bermanfaat buat olahraga juga. Hahaha..dalam hati aku seneng aja untuk nganterin
dia.

N. tiba saatnya waktu demi waktu berlalu aku ingin mengajaknya ngedate, yah real
date, bukan yang hanya sekedar makan malam bersamanya denga banyak
temannya juga. Wah tepat juga nich. besok adalah malam minggu yang pas sekali
dengan Ulang-tahunya. wah ternyata dia tak menolak untuk ngrayain ultah bareng

aku berdua, walau status kita just friends, entah mungkin ia takut kena semprot air
dan lemparan telor jika teman kostnya mengetahui ia akan ultah.

Hari itu saatnya tiba untuk menjemputnya, wah berdebar debar, dag dig dug, aku
melangkah kekostnya namun astaga! dia ngak ada. kecewa gubrak, kayak ketabrak
becak.....Pikiranku berkecamuk. Ah kenapa harus lagi..dan lagi...yah kalian mungkin
tak tahu kenapa aku berkata lagi..dan lagi...yah itulah pesan singkat dimana aku
lagi...lagi untuk terluka dan kecewa. Saat itu acara bubar sudah, saat itu masih jam 7
malam tepat aku berdiri dikostnya dengan kecewa. She gone without me? dia pergi
ngak tahu kemana. Aku mencoba menelpon Hp nya namun Cuma nada tidak aktif
yang kudengar. Aku langsung balik badan dan pergi ke mobil. Aku pergi dari tempat
itu dan pergi kerumah kost temen kuliahku. Yah aku yakin dia gak pergi. karna dia
juga jomblo kayak aku. Sesampainya aku ketempat temenku itu. aku rehat sejenak
dan diam saja tanpa omong apapun, yah berkecamuk pikiranku. Kenapa harus aku
lagi ya Tuhan. Kenapa terulang. Dosakah aku..?Dengan siapa. ratusan pertanyaan
aku lontarkan ke Tuhan. Dani temanku yang dari tadi entah omong apa aku tak
mendengarnya. dan akhirnya Paaak, Sialan dalam hatiku.
"eh kalo mau bengong ngapain lo kemari" ucap dani
“udahlah kita pergi aja disko kan ada tempat disko baru di hotel xxxx (red=edited)
katanya ceweknya cakep-cakep lho.”
"Mosok?" omongan sinis keluar dari mulutku dimana yang sejak tadi aku terdiam.
dalam hati aku berfikir mana ada cewek cakep anak baik-baik paling juga "ayam".
Akhirnya pergi juga kita ketempat itu. Walau harus dipaksa terlebih dahulu aku
akhirnya mau untuk pergi. Jam menunjukan pukul 01.00 Am ah tanpa terasa udah
pagi. Aku yang mabok saat itu udah gak ngurus lagi dengan keadaan sekitar.
Bahkan Sebuah Telepon dari Eve? Oh My God 15 Missed Call ada di Handphoneku
dan semuanya dari Eve. .....

Aku mencoba mengenalmu ben.

"aku tak sengaja berbuat menyakiti hatimu ben, kamu udah sangat baik sama aku,
aku menghargainya dengan sepenuh hati, maafkan aku ben, waktu itu aku tak
sempat menghubungi kamu, dan kamu juga tak dapat menghubungi aku. Hp ku saat
itu sedang low bat, papa mamaku dateng pagi hari dan lalu mengajakku untuk pergi
menemani mencari hotel dan seharian kita pergi bahkan aku tidak sempat untuk
pulang ke kost walau sebentar, mereka datang dari jauh untuk merayakan ulang
tahunku disini. karna mereka tahu aku tak dapat pulang karena sebentar lagi mid


semester, jadi mereka yang dateng, n' mereka nda ngasih tau soal kedatangan
mereka, mungkin mereka mau kasih kejutan ke aku, sekali lagi maafin aku ya ben.
Maaf mengecewakan kamu, tertanda Eve"

itulah isi surat Eve yang dititipkan temannya lusi untuk aku. Aku sebenarnya ngak
marah, yah kecewa mungkin tapi itulah kehidupan tak selamanya harus indah dan
sesuai dengan rencana.

Ah...aku bingung sekali.

Sebulan kemudian....Setelah menerima surat itu aku merasakan suatu perasaan,
apakah aku menyukainya? aku begitu cemburu jika ia tak memperhatikanku. saat ia
tak ada, saat ia tak mengangkat telpku. mungkingkah aku mencintainya? ataukah
sebatas suka? aku suka sekali menelponnya walau hanya untuk menanyai kabarnya.
sebab saat ini aku begitu sibuk, dan ia sibuk dengan rutinitasnya, sehingga
pertemuan yang dulu sering sudah mulai jarang dan bahkan dalam satu bulan ini aku
tak pernah ketemu dengannya dikampus. Yah mungkin besok saja sehabis pulang
kuliah sesi satu aku ke kostnya aku tahu hari itu ia tak ada kuliah. semoga ia ada di
kost besok. Keesokan harinya aku mengirim sebuah sms untuknya
"Eve, kamu di kost nda?"
dan selang beberapa menit Hp ku berbunyi
"Oh aku ada di tempat temen, tapi nanti jam 11 an aku dah di kost kok..mau dateng
ya? ya udah maen aja. lama ngak ketemu. daa.."
begitulah isi smsnya sebenarnya aku ingin menembaknya aku lelah penuh dengan
tanda tanya seperti ini, setidaknya kita sudah mengenal satu sama lain cukup lama,
setidaknya kita tahu sifat masing-masing. Diterima atau tidak peduli amat yang
penting aku udah mengutarakan uneg-unegku, sekarang aku ingin membeli kado
baru untuknya, yang waktu ultah kemarin aku belum sempat memberikannya,
mungkin dengan seikat 12 bunga mawar merah dan secarik kertas penembakanku,
lebih baik, mungkin aku cukup untuk mengucapkannya secara tertulis.


Misteri Cinta.

Soal penembakan yang aku lakukan aku penuh tanda tanya apakah dia mau
menerimaku? sedangkan aku bukan siapa-siapa, bukan cina sepertinya, tak memiliki
marga, tak berkulit putih, padahal sebenarnya aku tak peduli apakah dia cina atau
bukan, aku hanya menyukainya karna dia baik, dia sanggup ngerti aku, walau
sebagai teman, kecocokan lebih penting. Sekarang aku menjumpai gadis yang
menurutku cocok, aku sendiri ngk tau kenapa harus memilih dia, banyak pilihan
gadis lain yang cantik selain dia, namun aku begitu terpesona saat ia berbicara, dan
pikiran kita bisa sama.Selama ini ia bahkan tak menyinggung sedikitpun tentang
perbedaan suku kita. Ah..itu membuatku tambah berdebar-debar saja. Kalo sudah
suka beginilah akhirnya, semua hal yang dulu biasa, setiap detik, setiap tindakan aku
perhitungkan. aku sendiri pusing dibuatnya. Mungkin beginilah cinta, terkadang kita
dibuat buta olehnya. karna kepanikanku untuk menyukainya dengan
mengutarakannya pada Eve, aku hanya bisa sedikit berfilosofi andai dia menolakku.
bahwa
"cinta tak akan menjadi indah jika dalam kehidupan cinta itu sendiri tanpa
pengorbanan, Cinta bagaikan melihat bintang dilangit. kamu cukup melihat sinarnnya
dan tak perlu memilikinya untukmu sendiri."
walau mencintai adalah proses yang memusingkan namun kehilangan lebih
menyakitkan..

Aku tahu kamu.

"Apa ini ben?" tanya Eve padaku
"oh itu kado untuk hadiah ultah kamu, met ultah ya eve" jawabku
“oh, kenapa kamu harus repot begini, ‘n apa ni? pake bunga segala? wah bikin malu
kamu nanti anak-anak kost yang lain bilang apaan?”
dan eve melanjutkan membuka sampul surat dan membaca isinya
"untuk Eve selama ultah yang ke 21 ya, aku tahu ultah kamu udah lewat tapi gpp
kan. :) hehehe, eve udah lama aku punya perasaan beda waktu aku jalan
bersamamu sebagai teman, aku merasakan kalo aku suka sama kamu, aku harap
aku mengutarakan ini tak membuatmu marah. aku ingin kamu menjadi pacarku.
tertanda beny."
itulah isi kartuku untuk Eve, Eve terdiam sesaat dan akhirnya


"wait, aku tahu kok jawabanmu, sudahlah aku tahu apa yang ingin kamu ucapkan"
saat aku melihat raut wajahnya aku mencoba mendahuluinya untuk berkata
demikian, karna aku tahu ia pasti akan menolakku, begitulah pertimbangan
terburukku.
"emang kamu tahu apa ben? lha wong aku belum omong ya mbek kamu!”
“sebenarnya aku tahu kamu suka sama aku, aku merasakannya, tingkahmu beda
akhir-akhir ini, kamu sering terlihat gugup waktu bersamaku tak seperti dulu waktu
kita baru ketemu, mungkin kamu punya perasaan suka sama aku yang membuatmu
gugup.untuk memberi jawaban suratmu ini aku ingin memikirkannya dulu, sebaiknya
kita tak usah ketemu dulu beberapa hari, aku akan mempertimbangkannya, kamu
mau kan ben?"
ungkap Eve saat ia telah membaca suratku yang tertaut pada seikat bunga mawar
itu.
"ya..terserah kamu wis.."
dengan tersenyum aku mengucapkannya, agar suasana tak sesunyi ini padahal
hiruk pikuk anak kost lain bersautan di telingaku namun aku merasakan begitu sunyi
waktu aku bersamanya. aku melanjutkan basa-basiku menanyakan keadaannya
selama ini. dan akhirnya aku berpamitan pulang dengan seribu alasan yang aku
karang. karna aku sendiri sudah penat dan kehabisan akal, inginnya aku
bersamanya hingga larut malam namun saat itu sudah pukul 3 sore saatnya aku
untuk melakukan rutinitas olahragaku, setelah sedikit pemanasan yah mungkin aku
pergi renang saja, agar kepalaku yang panas ini sedikit sejuk
"eve balik sek ya.....aku tunggu jawabanmu"
ucapku, sambil berdiri aku berjalan kearah pintu pagar kostnya,
"hati..hati ya ben..tak usah kamu pikirkan dulu apa yang terjadi nanti, aku akan
memberikan jawabanku. lewat sms bagaimana?"
lanjut eve saat berada berdekatan denganku di pintu pagar kostnya,
"never mind, terserah kamu deh...daa..Eve" ucapku sambil berlalu menuju sepeda
motor yang kuparkir didepan kostnya dan aku berlalu segera .

Masa lalu telah berbeda.

Setelah 8 hari, saat ini hari sabtu jam 11 siang, tiba-tiba melody pesan masuk hpku
berbunyi. Ternyata dari eve, setelah lebih dari seminggu lamanya aku menunggu dia
mengirim sms, ku tekan tombol baca, dan
"ben, nanti malem ke kostku ya, jam 7.00 malam aku tunggu ya. sampe nanti"


itulah bunyi smsnya, ah aku harus gimana Eve tak tahu kalo saat ini aku sedang
berada di surabaya dan baru saja aku sampai di surabaya jumat kemarin untuk
urusan bisnis retail handphoneku apakah aku harus memberitahunya kalo aku tak
berada di jogja. ah untuk apa aku memberitahunya
"oke aku kesana nanti malam" aku balas smsnya.
Segera aku menelpon agen travel langgananku aku memesan tiket pesawat yang
ada pada hari itu, dan syukurlah masih ada seat kosong untukku, karna aku tahu hari
itu weekend pasti seat pesawat penuh sedangkan aku harus segera ke jogja, tak
pikir panjang aku segera berangkat ke bandara. untuk naik penerbangan jurusan
jogja jam 3 sore. aku perkirakan sampai jogja sebelum jam 5 sore aku bisa sedikit
mempersiapkan keadaanku agar tidak terlihat gembel. dalam hatiku berdegup
kencang beginilah kalo mencintai seseorang, apapun yang ia katakan pasti
membuatmu berdebar, apalagi yang kamu cintai belum benar menjadi kekasihmu.
sialan...dalam hati kenapa penerbangan ini terasa agak lama tak seperti biasanya,
sepertinya pesawat ini hanya memutar beberapa kali di atas jogja. aku mencoba
menanyakan kenapa begitu kepada awak kabin. katanya jogja sedang hujan lebat,
disertai angin kencang tapi menurut informasi bandara sesaat lagi angin kencang
akan segera berkurang dan pesawat dapat mendarat. Dengan cemas aku berharap
semoga angin ribut itu tak akan membuat hatiku juga ikut ribut karna tak dapat
memenuhi permintaan Eve untuk aku datang, begitulah sebuah perasaan yang
begitu bergemuruh bahkan melebihi gemuruh guntur hujan lebat. akhirnya untung
pesawat yang aku tumpangi dapat segera mendarat, tidak harus mendarat ke
bandara lainnya karna pertimbangan keselamatan. Jam 17.50 sampai juga aku di
rumah. pukul 7 tepat aku sampai di depan kostnya, dan kutelp dia bahwa aku di luar
kostnya sekarang. sesaat kemudian dia keluar dengan berpakaian sederhana
berkaos dan ber celana kain entah para cewek menyebutnya apa, tapi dia begitu
manis dan cantik saat itu, itulah yang aku pikir seorang gadi cina yang sederhana,
aku memang menyukai gadis yang sederhana seperti itu tak harus begitu modis dan
tampil sangat beda seperti gadis metro yang masih meminta uang saku ke ortunya
namun berlagak seperti orang bisnis,
"hai ben, kelihatanya kamu lelah?",
"ah engak papa kurang tidur aja",
aku berbohong padanya untuk pertama kali aku takut ia justru marah kalo aku baru
saja dari surabaya dan datang untuknya pasti dia bilang "bodoh amat sih kamu , lain
kali kan bisa" hahaha dalam hati mana tahan untuk ngak ketemu kamu untuk
beberapa lama lagi, Eve mempersilahkan aku masuk ke ruang tamu kostnya, saat itu
kostnya sepi, entah pada kemana nenek sihir yang lainnya, hahaha itulah sebutan


untuk anak kost yang cerewet dan omong kenceng di kost kayak rumahnya aja
teriak-teriak, sudahlah itu bukan urusanku, sebab begitulah jamanya sekarang.Eve
bercerita basa-basi sesaat dan kemudian,
“ben, soal surat kamu nembak aku itu serius nda?",
"emang kamu kira aku nda serius pa enak aja, hahaha" dengan renyah aku
menjawabnya, ia sedikit senyum
"baiklah, walau kita berbeda kamu bukan cina sepertiku, tapi kamu tak seperti cowok
kebanyakan, kau ngak item, kamu baik, dan kamu seiman denganku, dan yang jelas
cukup banyak aku tahu tentangmu, aku mau kok....jadi pacarmu, asal kamu mau
ngertiin aku",
'bener eve?????" begitu banyak tanda tanya responku untuk akhir ucapan Eve itu.
dalam hati aku berkata ngak rugi aku cepet dateng ke jogja untuk mendengar
jawaban itu.

Mulailah hal yang baru.

Setelah kejadian itu hubungan kami berjalan dengan baik, aku merasakan hal yang
berbeda dengannya, seorang gadis cina yang berbeda, mungkin rasa memilikilah
yang membuatnya begitu,memang benar cinta tak akan menjadi indah jika dalam
kehidupan cinta itu sendiri tanpa pengorbanan.aku tahu ia mengorbankan pikiran
omongan orang mengenai hubungan kita, namun kita bahagia, sebab aku sadar
tidak banyak gadis cina yang memiliki nilai lebih kecantikan kepandaian dan rasa
humor seperti dirinya memilihku sebagai pacarnya, yah mungkin inilah awal hal yang
baru. kita memiliki banyak kecocokan selain suka jalan-jalan atau bisa disebut
sebagai piknik berdua, kami selalu membagi kesedihan dan kesusahan kita tanpa
beban dan kecanggungan, mungkin karna kita sudah cukup dewasa mengenal satu
sama lain, walau ada juga sedikit kerikil menghadang jalan kita, aku dan Eve suka
sekali berbagi bahasa aku yang fasih berbahasa jawa dan dia yang tahu banyak
bahasa mandarin namun tak begitu fasih, setidaknya ia mampu menterjemahkan
dalam bahasa indonesia kalimat-kalimat mandarin, banyak cerita menarik mengenai
proses pertukaran bahasa kami dan saat ini aku paling suka berkata "Wo ai ni Eve"


Apakah kita cocok?

Saat ini bulan 11 tahun 2002 kira-kira sudah hampir dua tahun lebih kami bersama,
saatnya aku untuk mengenal lebih keluarga Eve, mereka tinggal di Jakarta aku
sendiri kurang tahu banyak alamat rumahnya sedikit tak masuk akal tapi begitulah
aku hanya mengetahui sebatas nomor telpon rumahnya saja dan itu juga aku
pergunakan jika aku ingin menelpon dia waktu dia pulang ke jakarta waktu liburan
natal atau paskah.
"Besok libur sisipan kamu pulang eve?" tanyaku pada Eve
"Ya..knapa"
"aku nganterin kamu ke pulang boleh ngak? aku pingin tahu rumahmu.dan
keluargamu"
"boleh..knapa ngak.."
"kalo ortumu liat aku nti kaget gimana? aku kan bukan tenglang (red=cina)"
"ngak papa kok, ortuku juga kayak kamu mau menerima perbedaan" "kalo gitu kita
beli tiket kreta apinya sekarang yuk, sekalian kita pergi beli oleh-oleh lah ala
kadarnya, mending kamu ganti baju n kita pergi sekarang"
"oke deh, kamu tunggu bentar ya" Eve kemudian masuk kekamar kostnya dan
berganti pakaian, saat itu memang masih pagi, yang namanya anak kost pasti masih
pake baju tidur walau mereka udah mandi. yah begitulah kesukaan mereka kalo
ngak ada aktifitas. setelah selesai berganti pakaian kita kestasiun Tugu untuk
membeli tiket dan membeli oleh-oleh
"kita beliin oleh-oleh apa eve"
"mungkin ini saja..." Eve menunjuk bakpia yang masih hangat , kita memang pergi ke
pabrik kuenya langsung buka ketokonya jadi masih terasa hangat, hum...pasti enak
fresh from oven..
"minta di bungkus 2 lusin aja ya bu...aku rasa segini cukup kan han? " tanyaku pada
Eve

 "Cukup lah buat apa banyak-banyak nanti ngak kemakan lagi" keesokan harinya
aku pergi ke kostnya Eve naik motor, motornya aku tinggal di kostnya Eve dan
kemudian kami pergi naik Taksi untuk kestasiun, dalam perjalanan di kereta kami
bercanda dan banyak bercerita, walau dalam hati aku deg..deg an..baru ini aku
ketemu keluarga dan bergabung dalam sebuah keluarga cina, wah kayak apa ya
bentuknya...


Ben apakah kamu mencitaiku?


"ben.."
tersentak aku kaget dari lamunanku karna hanny berkata sambi memukul lenganku,
"ngelamunin apa kamu, dipanggil dari tadi bengong aja"
"oh gak papa"
"gak usah boong, kamu kayaknya punya pikiran, kamu ceritain deh, daripada kamu
simpen sendiri, nanti jadi batu tau rasa lo"
"hahaha jadi batu dimana, otak ini udah penuh karna mikirin kamu, mau ditaruh
disebelah mana batunya nanti"
"ih..."
aku dicubit oleh Eve di perutku uhh pedes juga, kayak makan sambel plus tabokan
orang sekampung. hahaa terlalu hiperbola,
"aku bingung nanti aku harus gimana kalo dah ketemu keluargamu, koko kamu, n
keluargamu yang lain"
“nanti kalo mereka nanya banyak-banyak ke aku mau jawab apa. trus mereka
damprat aku, ih..sereem"
"ah kamu bisa aja ben, emang keluargaku tukang damprat orang, kamu harus berani
dong menerima apapun akibatnya nanti lagian mereka sudah tahu kalo pacarku
wana buktinya sudah lebih dari dua tahun kita bersama ngak pernah ada masalah
bukan, jika kamu mencintaiku kamu harus mencintaiku apa adanya termasuk kamu
juga mencintai keluargaku sebagai bagian dari diriku"
"ih..puitisnya..., aduh"
karna merasa diledek untuk kedua kali hanny mencubitku di sasaran yang sama,
wah kali ini lebih pedes. memang benar apapun yang terjadi nanti mau ngak mau
pasti akan aku hadapi juga kelak


Mama, Papa dan seluruh keluargamu menerimaku.
mereka sungguh baik.

Siang hari kita sampai juga di Jakarta masih jam 14.00 saat itu, sebelum pergi
kerumahnya kami mampir dulu kesebuah hotel untuk memesan kamar, hotel yang
tak begitu bagus namun lumayan. aku tinggal barang-barangku di hotel dan


kemudian kami pergi naik becak kerumahnya yang terletak disebuah jalan besar
Jakarta timur. aku tahu keluarganya memiliki bisnis bahan bangunan, jadi aku tak
perlu kaget gimana bentuknya. sesampainya aku dirumahnya ia memperkenalkan
aku pada mama nya karna saat itu hanya ada mamanya yang dirumah untuk jaga
toko, mamanya ramah, dan sangat baik, bahkan saat ia melihat aku wana dia
bahkan tak mempermasalahkan cukup lama aku berbincang dengan mamanya, dan
genap sudah kemudian, saat sore menjelang aku diperkenalkan dengan keluarganya
yang lain, dengan papanya, cici sepupu, koko dan seluruh keluarganya. dalam hati
aku bersyukur aku tak merasa berada ditempat yang salah dan waktu yang salah,
jam sudah menunjukan 17:45 aku berpamitan pada Eve dan semua keluarganya,
aku beralasan capek dan mau istirahat. padahal aku takut ditanya lebih banyak, hal
yang tak dapat aku jawab. karna ada sebagian keluarganya yang belum tahu aku
wana, aku cuma merasa canggung jika di bedakan.

Eve, mengapa temanmu berbeda denganmu.

Keesokan harinya aku pergi kerumah Eve, saat itu jam 08.05 aku sampai
dirumahnya Lumayan juga kalo jalan kaki kerumahnya dari hotel yang aku inapi 15
menit baru sampai. sat itu tokonya belum buka aku mencoba mencari bel pintu, wah
sialan, mana nih bel pintunya udah rumah gak ada jendelanya bel pintunya gak ada
lagi. Daripada pusing-pusing aku telp aja ke Hpnya Eve.
"Halo..eve, aku didepan rumahmu nih..."
“oh ya tunggu ya....”
lalu pintu toko itu terbuka perlahan, krriit..bunyi pintu dorong yang berderit.
"pagi amat" tanya Eve
"emang napa, aku dah laper ni.?"
"iyah..bentar aku mandi dulu, kamu masuk dulu gih, nanti aku ajakin ke tempat yang
asik n favoritku di sini, okay ben?"
entah kenapa rumahnya sepi saat itu mungkin masih pada tidur tapi mungkin mereka
ada dibelakang, rumahnya panjang dan besar di bagian belakang, mungkin mirip
rumah temanku waktu SD dulu didepan kecil namun dibelakangnya luas dan lebar
bahkan tingkat 4. dimana kalo dilihat dari luar pasti orang heran karna ngak kelihatan
kalo tingkat 4. tapi tentang rumah Eve aku belum sempat melihantya keseluruhan.
setelah beberapa menit aku menunggu Eve keluar dan sudah berpakaian dan
memakai helm


”ben..kamu keluarin motornya dong nih kuncinya...yuk ke garasi" aku dan Eve
melangkah menuju garasi yang berada disisi tokonya. aneh dari depan aku tak
mengira ini garasi bahkan warnanyapun dan garis pembatas temboknya bahkan
beda seperti tidak bergabung dengan tokonya. aneh dan unik, dalam hati aku kagum
kenapa di buat kayak gitu. lalu kita pergi berboncengan pergi ke warung yang
menjual makanan favoritnya, hari itu aku ingin seperti eve, makan dan minum apa
yang eve sukai. wah rame bener. Dan memang rasanya beda, kulihat penjualnya
dari riau jarang aku makan masakan riau. Setelah kita kenyang Eve mengajak
bermain ketempat temannya yang saat itu juga pulang liburan temannya kuliah di
bandung setelah panjang lebar ngobrol aku merasa sepertinya pandangannya
terhadapku sedikit sinis dan menyimpan ketidaksukaan, yah memang sebagai cewek
keturunan dia bahkan lebih cantik dibandingkan Eve pacarku namun aku tak menilai
orang hanya dari kecantikannya. Sebab belum kenal siapa aku dan gimana aku dia
saja sudah melihat aku bagaikan musuh. Aku memang memaklumi karna banyak
masalah terjadi waktu aku kelas 2 dulu atau di tahun 1998 banyak kerusuhan terjadi
tapi apa semua itu dilakukan semua orang? mengapa pukul rata, karna itu aku
bangga dengan Eve, dia mampu membedakan dan memahami dengan benar
persoalan itu. Akhirnya setelah dua hari berada disana aku pulang dengan naik
travel sendiri tanpa Eve karena libur masih 12 hari lagi.

Kita berpisah hanya karena perbedaan.

Pada suatu ketika, saat aku mengenalkan evelyn kepada orang tuaku ia berharap
mereka juga dapat menerima dia walau dia seorang gadis cina, namun diluar dugaan
orang tuaku tak menyetujui evelyn menjadi pacarku, padahal tinggal selangkah lagi
aku ingin bertunangan dengannya.
"Apakah kamu gadis cina?"
"Ya tante."
"Maaf bukan om mau menyakiti perasaan kamu, tapi om rasa kamu ngak perlu
melakukan hubungan terlalu jauh dengan beny, beny sudah om jodohkan dengan
seorang gadis dari bandung, dia seorang pribumi, selain itu juga kenapa gadis cina
seperti kamu mau bersama dengan orang pribumi, apa orang tuamu tak melarang?"
"pa..ma....apa apaan ini, menghubungkan orang suka kok dengan suku, rasa segala
ah, kan jamannya sekarang udah modern. gak mutu banget sih!, Beny udah di
jodohin? ah mosok, lha dari dulu kok ndak ngomong, kenapa baru sekaran? paling
ini akal-akalan mama sama papa!"


sela beny di tengah percakapan."
"Beny...apa-apaan kamu menuduh mama dan papa main akal-akalan memangnya
untung papa mama apa?"
"Ah beny tahu mama dan papa gara-gara pernah kecewa berbisini dengan orang
keturunan cina soal kayu dulu, papa dibohongin dan akhirnya modal papa lenyap
karna dibawa lari bukan!, tapi apa trus lalu membenci orang keturunan cina?"
"Ben, anterin aku pulang ke kost ya. Sekarang!"
ungkap eve setengah berbisik pada beny
"Kamu jangan sakit hati ya eve. Mereka memang masih kolot"
mereka lantas meninggalkan papa dan mama beny menuju mobil yang berada di
luar rumah. didalam mobil eve cuma terdiam walau beny menanyakan banyak hal
kepada eve, sepertinya eve benar-benar kecewa dengan kedua orang tua beny,
beny kawatir itu akan merusak hubungan mereka yang sudah dua tahun terjalin
dengan baik. dengan tersentak mobil berhenti di tepi jalan 1 km sebelum kost eve
berada.
"Eve. kamu kenapa! dari tadi diam saja?"
beny memandang wajah eve yang sepertinya menangis namun tertutup oleh rambut
halus panjangnya yang telihat basah di bagian ujungnya.
"ben, aku ngak nyangka kalo ortumu ngak setuju kayak gini, aku pikir dari pada kita
jalan tapi membuat kamu bertengkar dengan keluarga itu nda baik ben"


"tapi aku sayang kamu eve, kamu tahu sendiri aku kayak gimana to? , selama aku
suka aku pasti tetap mempertahankannya"
"tapi ben, kata emak dulu waktu aku kecil, walau bagaimanapun aku harus
menghormati orang tuaku walau mereka tak mengerti apa yang aku rasakan dan aku
anggap benar, bagiku mereka lebih tahu kebutuhan kita."
mobil mulai berjalan perlahan dan akhirnya perbincangan panjang selama di jalan
terhenti. karena mereka sudah sampai di depan kost sambil membuka pintu eve
berkata
"maaf ben, mungkin sebaiknya kita sampai disini saja jika kita sering ketemu kita
akan semakin sulit untuk berpisah, jaga diri baik-baik ya, awas pulang jangan ngebut
ya. aku tahu kalo kamu lagi marah kamu pasti suka ngebut. suatu saat jika kita jodoh
pasti kita ketemu lagi. kamu percaya itu juga kan ben, sebab kamulah yang
mengatakannya padaku"
eve kemudian bergegas masuk dengan berlari kecil kedalam kostnya. dan hilang di
balik pagar yang tinggi tempat kostnya.



Kalau sudah jalan untuk apa menambah
kekhawatiran dalam hidup.

Kurang lebih satu tahun mereka berpisah namun mereka sesekali masih saling
telepon atau ber sms an. Setelah akhirnya saatnya mereka wisuda. mereka wisuda
di bulan yang berbeda eve lebih dahulu wisudanya. dan ia kembali ke Jakarta. untuk
sementara membantu orang tuannya di toko milik mereka. eve memang tidak segera
mencari pekerjaan karena sejak perpisahan itu eve yang memiliki keturunan penyakit
jantung dari kedua orang tua nya, mulai nampak. Beny yang memang sejak kuliah
memiliki bisnis retail aksesoris, dealer handphone sebuah perusahaan yang berada
di surabaya disibukkan dengan membuka beberapa cabang baru di beberapa kota,
dan pada akhirnya
"Halo, eve-nya ada? ini beny"
"Wah ben sebaiknya kamu jangan menelpon eve lagi. Dia sudah bisa benar-benar
melupakan kamu" sepertinya suara mama eve.
"apakah benar? aku tahu eve masih ingat aku dan care ama aku, eve pasti masih
sayang sama aku, please tolong tante tolong, aku benar-benar kangen dengan eve"
"Maaf ben, tante ngak bisa" tut.tut..tut telpon ditutup tanpa membiarkan beny
menyelesaikan ucapannya. Dengan segera beny yang kehabisan akal untuk
menelpon eve namun tak dapat karna bahkan nomer hp eve tak pernah aktif, beny
segera pergi ke Jakarta dengan naik penerbangan paling awal keesokan harinya.
Beny tak mengetahui bahwa hari itu juga Eve memiliki rencana untuk terbang ke
swiss menemui pamannya yang membuka restoran cina disana. Karena restoran
pamannya sedang mengalami kesulitan pembukuan keuangan dan Eve memang
memiliki keahlian itu.
Beny dan Eve yang tanpa sadar berada dalam tempat dan waktu yang bersamaan di
airport. diluar kesadaran mereka sebenarnya mereka di eskalator yang sama. Eve
yang sebenarnya berniat untuk memberitahukan bahwa ia akan pergi jauh kepada
beny dan itu adalah kesempatan terakhir untuk mengatakan salam perpisahan,
mengurungkan niatnya saat koko angkat eve melarangnya untuk menghubungi beny
karna itu tidak baik bagi eve yang notabene keturunan penyakit jantung.
Diluar kesadaran mereka ditempat dan saat yang sama dan beny yang sudah begitu
kangen dengan Eve bergegas pergi ke rumah eve dengan tergesa-gesa. Dan
sesampainya di rumah eve.
"Apa Eve ada om?"


"Halo ben, maaf eve sudah pergi" sembari merapikan barang dagangan di toko itu,
beny kembali bertanya.
"Pergi? kemana om. keluar kota? ato ke mall? atau kemana?"
"Eve pergi jauh, ia pergi keluar negeri, sekitar 45 menit yang lalu ia baru pergi" jawab
papa eve yang tak mengatar eve kebandara karena harus jaga toko.
"Kemana om? boleh saya tau? untuk berapa lama?"
"Ke Swiss ke tempat pamannya.om nda tau untuk berapa lama itu tergantung eve
sendiri yang menentukan, karna dia sendiri yang menginginkan"
"Ke swiss?"
bagaikan tertiup angin kencang menderu menghantam dada, beny terdiam dan
terduduk diam.
"sudahlah ben, biarkan eve pergi dengan tenang"
papa eve yang sibuk melayani tamu membiarkan beny terduduk lama di depan
tokonya dan tak mengetahui kemana dia pergi, bahkan tanpa pamit.


setelah 8 bulan berlalu...
Beny yang saat itu sedang membuka outletnya di bandung, mencoba koneksi
jaringan internet untuk mengawasai billing outletnya secara online. Beny yang isengiseng
sembari melakukan beberapa konfigurasi pada komputer outletnya, untuk
masuk dalam dunia chat pada sebuah messenger terkemuka yahoo, yah beny
memang selain lulusan sarjana ekonomi ia menguasai dengan baik sistem teknologi
walau tak ada gelar sarjana komputer yang ia sandang ia pandai karna kemauan dan
pelajaran autodidaknya yang baik.. "Wah udah lama juga gak chat dengan orang lain
ni, ah daripada bengong main bentar dulu ngak masalah" gumam beny dalam hati.
Setelah klik sana-klik sini muncul nickname baru yang baru saja online di channel
tempat dia mangkal. Ce_purple itulah nick yang ia lihat. Setelah panjang lebar
mereka saling chat dengan asyik mereka ngobrol dan bicarain apapun yang mereka
anggap menarik, bahkan mereka sampai lupa untuk memperkenalkan jati diri
mereka. akhirnya mereka tersadar setelah 2 jam lamanya mereka keasikan ngobrol
ce_purple memberikan emailnya agar pertemanan mereka tetap berlanjut
ce_purple@yahoo.com si gadis memberikan alamat emailnya. dan begitupula beny
memberikan emailnya kepada gadis itu.


Hari itu sabtu tanggal 2 beny yang tiap bulannya harus mengumpulkan data dari
beberapa outletnya dalam melakukan pembukuan. setelah berkutat dengan
pekerjaannya selama 3 jam, yah..maklum dia memiliki banyak outlet dengan
berbagai kendala masing-masing terjadi pada outlet miliknya, karna itu jaringan



internet yang ia miliki bahkan harus online selama hampir 18 jam tiap harinya. Dan
sebuah pesan kecil muncul bahwa ia mendapat email baru. Dan ia membukanya
email itu dari ce_purple yang pernah dia ajak chat bulan lalu. "Hai kemana aja
selama ini, kamu jarang online, kadang aku berharap aku menemukan nick lucumu
itu sedang online, tapi sepertinya kamu begitu sibuk. Selamat paskah ya..maaf kalo
aku telat menyampaikannya. karena aku juga sibuk mempersiapkan perayaan
paskah di kapel kecil ditempatku. Salam damai, GBU" itulah isi email yang ce_purple
kirim untuk beny. Dan beny akhirnya saling berkirim email dan terus membalasnya.
setelah 3 bulan lamanya mereka saling akrab saling kirim email satu sama lain dan
tibalah pada suatu waktu mereka berniat untuk saling menukar foto mereka. Dan
Biip. "You Have A New Mail" begiutlah Email Messenger Favorit Beny mengeluarkan
kata-katanya. Beny yang bersemangat penuh dengan penasarannya untuk melihat
foto gadis yang yang menurutnya sangat cocok dengan dirinya terkaget ternyata
ce_purple itu adalah eve..yah eve..mantan pacarnya yang dulu menjadi bagian dari
hidup terindahnya entah beny begitu senang atau terkejut dia termenung untuk
beberapa saat "Tuhan apakah ini hanya kebetulan saja atau inilah kejaiban yang
kuharap selama ini untuk..." ia lalu tersadar bahwa email itu baru saja masuk
kealamat emailnya dengan segera ia mengirim pesan singkat buat gadis itu.
"Apakah kamu Eve? Aku beny. Selama ini aku mencarimu, Ya Tuhan aku begitu
kangen dengan kamu, nyalakan webcam kamu eve aku tahu kamu masih ada
disana"
eve tersentak kaget teryata pria yang dianggapnya baik selama ini dan menjadi
teman cybernya adalah beny. Kekasih yang masih ia cintai. walau telah berpisah
lebih dari satu tahun ia merasakan bahwa dia telah berpisah dengan beny begitu
lama. Eve langsung menyalakan webcam yang ada dan mereka saling pandang satu
sama lain melalui layar monitor. Mereka saling tertegun, mereka melepas kangen
mereka. Dan eve menceritakan bahwa ia tak berniat untuk meninggalkan Indonesia.
namun karena pamannya membutuhkan kemampuannya untuk membantu restoran
yang ia miliki. Beny menceritakan bahwa satu jam sebelum eve pergi ia mencari eve
untuk mengabari bahwa orang tua beny mau mengalah dan menerima eve sebagai
calon menantu mereka namun sayang eve terlanjur pergi keluar negeri dan tanpa
kabar dimana ia berada.Dan mereka melanjutkan pembicaraan mereka.

Eve yang begitu gembira menerima kabar itu berniat untuk kembali ke Inndonesia
untuk bertemu dengan beny, selain atas bujukan beny agar eve mau meluangkan
waktu untuk kembali ke indonesia. dan pada akhirnya satu minggu eve mengatakan
bahwa eve hendak pulang ke indonesia esok hari tepatnya 4 Mei 2003. Eve


mengabari keluarganya di di Indonesia dan kepada beny bahwa ia akan pulang.
Tibalah keesokan hari di semua headline surat kabar tanggal 5 mei 2003, serta
berita pada semua stasiun televisi. mengatakan bahwa penerbangan dengan nomor
yang eve naiki telah dibajak teroris dan meledak di udara sebelum mendarat untuk
transit di singapore. Tersentak semua orang yang menunggu eve kembali ke
indonesia termasuk beny. terpukul dan shock berat. Kebahagiaan untuk kembali
bertemu dengan eve hancur sudah.

Beny yang sudah berada dijakarta dan bersiap menjemput eve pada waktu
kedatangan penerbangan eve, benar-benar terpukul atas kejadian itu. Semalaman
mereka dibuat sibuk untuk mempersiapkan proses pemakamam jika jenasah eve
telah ditemukan walau kesimpulannya imposible dapat ditemukan. Mereka berdoa,
memanggil kerabat mereka, Bahkan seorang Pendeta sudah mempersiapkan doadoanya
dan proses perayaan untuk kemudian dibagikan kepada seluruh kerabat
yang datang. Namun ajaiblah karya dan rencana Tuhan ditengah tangisan kesedihan
di rumah eve tanggal 6 Mei 2003, 20:08 Wib telpon rumah mereka berdering,
Memecahkan suasana hening malam itu.
"Halo, disini kediaman keluarga sutanto, mau cari siapa?" sahut penerima telp
"Halo, cici ya...liat Tivi gak cik?" cici atau kakak perempuan eve terbengong, tak
mengerti apa maksud pembicaraan penelpon itu. cici eve yang terhanyut dengan
suasana bahkan tak tahu kalo yang menelpon adalah eve.
"Ini eve cik, eve sehat-sehat saja kok, yang diberita itu buka eve, eve masih hidup
dan masih di swiss, karena tiket terlanjur dibeli eve memberikannya pada teman eve
yang mau pulang ke Indonesia, paman kena serangan jantung jadi eve belum
sempat mengabari rumah kalo eve ngak jadi balik ke indonesia karena paman
serangan jantungnya larut malam dan eve sibuk mempersiapkan kebutuhan di
rumah sakit. Eve bahkan terkejut melihat berita di televisi waktu eve menjagai
paman"
"apakah kamu benar eve...hik. hik.."
dengan sesenggukan kakak perempuan eve masih belum percaya. namun akhirnya
setelah pembicaraan beberapa saat. akhirnya cici eve berlari ke arah mami nya,
"Mi..eve masih hidup dan sekarang masih di swiss"
"apa maksudmu?" tanya mami eve terheran, setelah di ceritakan kepada semua,
suasana haru berubah menjadi doa syukur atas keselamatan dan berkat yang
diberikan kepada keluarga mereka dan khususnya kepada eve bagian tercinta
keluarga mereka. Beny yang semula shock begitu gelisah dan akhirnya ia
menentukan untuk segera pergi ke swiss ke esokan harinya untuk bertemu dan


memastikan keadaan eve. Beny bertemu eve di swiss dengan penuh sukacita,
bahkan bagaikan kehidupan baru, sebuah kehidupan yang kedua kalinya. Sebulan
kemudian setelah paman eve yang tercinta telah benar-benars embuh mereka
kembali ke Indonesia segala pertentangan yang dulu muncul luluh, dan mereka
memutuskan untuk menikah. Akhirnya sebuah keluarga bahagia dari dua keluarga
berbeda hidup dengan bahagia dikaruniani dua orang anak yang cantik.


B ahwa Tuhan Menciptakan dunia ini bukan untuk satu jenis manusia saja, sebab Tuhan
menciptakan banyak keragamannya agar manusia tak merasakan bosan dan dapat
menghargai sesamannya. Itulah Bahasa Tuhan untuk menyatakanNya. Walau kadang
perbedaan sekecil apapun jika dengan kefanatikan luar biasa akan menghancurkan hubungan
yang telah terjalin dengan baik. Cerita ini diabadikan untuk mengenang perjalanan kisah cinta
yang indah "thanks to loving me & i’m sorry if hurt you" pertemuan mungkin hal yang mudah
namun untuk melupakan adalah menyakitkan.

Kritik dan saran cerita ini silahkan http://ihkeren.com/go/?page=contact kami
akan merevisi bilamana kritikan dan saran anda baik untuk pengembangan cerita ini,
walau cerita ini hanya mengambil intisari atau benang merahnya. Dan masih banyak
cerita mendetail yang baik maupun yang buruk yang tak dapat diceritakan karna ini
adalah mini ebook, Terima kasih dan sampai jumpa Semoga Tuhan Memberkati Kita
Semua.


Properties :

Created date April 2004
Saved as Web Sytle and PDF (downloadable)


Authoring & Editoring by: Awangga Setiawan


Hak cipta dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia serta bagian dari hukum internasional
terutama pada masing-masing negara yang melindungi tentang hak cipta.

Distribution Crypticsoft Ihkeren Indomedia
Distribution date : Mei 2004



Penutup.

Dedicated to Some one special in my life

Cerita ini fiksi, sebab 99% kejadian ini tidak akan pernah dapat mirip dengan situasi
yang ada, bahkan dapat berbalik 180 derajat. Namun semoga jika benar bahwa
sebagian cerita ini benar pernah terjadi kirim komentar kamu ke ebook@ihkeren.com
dan kita bisa berbagi ceria bersama.

Jogjakarta, Mei 2004


Awangga Setiawan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar